Ujang pemuda 16 tahun yang lagi seneng-senengnya narik
perhatian dari lawan jenisnya, dia adalah salah satu fans berat grup band Rock
Amerika “The Kiss”.
The Kiss |
Ujang punya banyak koleksi lagu-lagu band The Kiss, semua ia
miliki dari kepingan kaset VCD sampe MP3 playernya, Ujang suka semua lagu-lagu
grup band “The Kiss” dan yang menjadi favoritnya adalah lagu “Smoke On The
Water”, banyak teman-teman Ujang yang protes karena lagu “Smoke On The Water”
itu milik Deep Purple, tapi tetap Ujang tidak menggubrisnya dan yakin kalo itu
lagunya “The Kiss”.
Ujang keukeuh karena menurutnya lagu “Smoke On The Water”
itu keren dan band yang keren menurut asumsi nya dia yah cuma The Kiss, jadi
Ujang menganggap kalo lagu keren pasti yang bawainnya band keren, dan semua itu
berdasar kepada pola pikir Ujang yang terlalu sering mendengarkan lagu The Kiss
hanya dari kaset VCD bajakan yang di belinya dari toko perlengkapan listrik.
Karena menganggap band The Kiss itu keren, Ujang pun
akhirnya menyontek gaya dari idolanya tersebut mulai dari gaya busana, riasan
wajah, sampai aksesoris yang biasa dipakai para personil The Kiss.
Ujang merias wajahnya dengan gaya make up personil band The
Kiss, gak lupa lengkap dengan kostum lengkap ala-ala band The Kiss serta
aksesorisnya. Ujang mendapat kan itu semua dari hasil menjarah wilayah bekas
gusuran di Jakarta, yapp selain gak kreatif si Ujang ini pun gak modal .
Setelah puas merias diri dengan dandanan tersebut, Ujang dengan
Pede melangkah kan kakinya keluar rumah dan menyapa orang yang dia temui di
jalan sambil tebar pesona ke beberapa cewe di sekitaran rumah nya.
Alhasil beberapa orang yang berpapasan dengannya berpikiran
kalo Ujang adalah talent dari rumah hantu pasar malam yang lagi ganti shift
sama temennya.
Lain halnya dengan Dudung seorang anak pengusaha batu akik
di daerah pinggiran Mongolia, demi “cap” keren Dudung rela menghamburkan
seluruh uang jajannya untuk membeli pakaian-pakaian yang sedang trendy dan
booming tentunya dengan harga yang mahal.
Dudung senang mengikuti perkembangan mode fashion terkini,
dia pun rela bila harus berbelanja sampai ke luar negeri agar dapat memenuhi
keinginan fashionnya tersebut. Misalnya buat beli celana jeans merek Louis
Vuitton Dudung impor langsung dari Itali, buat beli baju sehari-hari Dudung
impor langsung dari Perancis, terakhir pas lebaran Dudung pake kaen sarung buat
Sholat Ied yang dia impor dari Gambia.
Cara yang Dudung lakukan bukanlah yang paling ekstrim, adalagi
sebut saja namanya Nanang, demi terlihat keren Nanang rela melakukan beberapa
kali operasi plastik agar terlihat ganteng dan keren. Alasannya, menurut Nanang
orang ganteng itu udah pasti keren, berkaca pada artis-artis yang ia liat
setiap harinya di televisi kelurahan. Sudah beberapa kali Nanang bulak-balik ruang
operasi di rumah sakit, sampe ke tukang patri keliling namun belum juga
memenuhi ekspektasi Nanang.
Sampai akhirnya operasi plastik Nanang yang terakhir berujung
mal praktek, akibat kesalahan tukang patri yang salah menempelkan cairan timah
ke dalam lubang hidung Nanang, dan membuatnya tidak bisa bernafas lewat hidung.
Kemudian Nanang pun dilarikan ke rumah sakit, karena dia tidak bisa bernafas
lewat hidungnya lagi, maka dokter memutuskan untuk membuat lubang pernafasan
alternatif untuk Nanang, di udelnya. Jadi sekarang Nanang menghirup dan
menghembuskan nafasnya melalui udelnya sendiri.
Diatas adalah sekelumit usaha dari orang-orang yang ingin
terlihat keren, demi mendapat “cap” keren banyak orang yang rela melakukan
banyak hal, dari mulai hal-hal yang kecil sampai yang paling ekstrim seperti
yang dilakukan Nanang tadi.
Mereka menilai kalo keren itu adalah sesuatu yang bisa
dilihat secara subjektif, jadi menurut mereka keren itu adalah tampil, bergaya
dan bertingkah laku seperti idola, memakai aksesoris serta pakaian yang mahal
dan yang paling ekstrim merubah apa yang sudah di beri Tuhan kepada diri kita
masing-masing.
Boleh jadi pendapat mereka bener, karena gue pun gak berani
menyalahkan pendapat orang yang mungkin menilai hanya berdasarkan persepsi
pribadi mereka. Tapi inget gak semua apa yang kita liat keren pada diri orang
lain belum tentu keren juga bila itu di terapkan pada diri kita.
Gak semua pakaian dan aksesoris yang mahal juga terlihat
keren ketika kita kenakan, karena kita gak butuh sesuatu yang mahal untuk
terlihat keren, kita hanya butuh sesuatu yang cocok dan pas untuk diri kita
sendiri meskipun terlihat sangat sederhana, jujur gue belajar filosofi setelah
berbelanja pakaian di pinggiran pasar Senen Jakarta yang ternyata kualitas nya
gak kalah sama pakaian-pakaian mahal yang ada di distro, maupun mall-mall
besar.
Terlihat ganteng dan cantik ? Itu juga bukan tolak ukur
seseorang buat jadi keren. Orang yang ganteng belum tentu keren, terlihat
cantik juga belum tentu keren. Jadi bersyukur dari apa yang udah Tuhan beri
sama kita, gak perlu ditambah-tambah apalagi sampai merubahnya, cukup dengan
merawatnya dengan sewajarnya.
Karena keren itu bukan cuma berdasarkan asumsi, persepsi
apalagi ekspektasi pribadi yang harus mengorbankan beberapa hal yang penting.
Keren itu ketika kita menjadi diri sendiri yakin dengan apa yang kita miliki,
dan bersyukur atas apa yang sudah Tuhan beri. Karena Keren Itu ... KITA
Written by Dhika Anugerah
0 Komentar untuk "Keren Ituu ..."